Arwah Penunggu Jalan Lingkar
Arwah Penunggu Jalan Lingkar
Angin malam berdesir menyebarkan hawa
dingin yang sangat menyengat. Di sana-sini masih terlihat sisa
tetes-tetes air hujan membasahi daun pepohonan disepanjang jalan setapak
itu. Sementara di balik gelapnya malam, samar terdengar suara
burung-burung malam mengalunkan nada sendu yang mampu mendirikan bulu
roma yang mendengarnya. Sesosok tubuh hitam, tampak berjalan
tertatih-tatih.
Ia mencoba menembus
gelapnya malam. tangan kirinya tampak menjinjing sebuah bungkusan kecil,
sedangkan tangan kanannya memegang sebuah senter kecil yang sudah
redup. Ia terus berjalan tanpa menghiraukan dinginnya malam. Nyanyian
burung malam terdengar makin memilukan, menambah seramnya suasana malam
itu. Sosok tubuh hitam itu ternyata Sarwono yang sedang dalam pejalanan
pulang setelah selesai memberikan pengajian disebuah desa di luar kota.
Karena
pada musim hujan jalan yang dilalui selalu becek dan licin, terpaksa
sepeda motornya ditipkan pada seorang kenalannya di pinggiran kota.
Sedangkan dia cukup berjalan kaki menuju desa yang menjadi tujuannya.
Tak terasa, perjalanannya telah dua pertiga terlampaui. Rumah kenalannya
sudah tidak jauh lagi. Dan Sarwono mempercepat langkahnya. Tiba-tiba
disebuah tikungan,tidak jauh dari sebuah kuburan perkampungan, Sarwono
melihat bayangan seorang wanita berjalan tepat di depannya.
Sekejap,
Sarwono merasa bergidik. Hatinya bertanya-tanya, darimana munculnya
perempuan yang berjalan di depannya itu? Ia yakin, tempat itu jauh dari
rumah penduduk. sehingga mengherankan, apabila malam-malam yang gelap
dan menakutkan itu, masih ada seorang wanita berkeliaran seorang diri di
tempat yang sangat sunyi.
Namun
pertanyaaan dan rasa heran itu berangsur-angsur lenyap, manakala Sarwono
makin dekat dengan wanita di depannya. Secara samar, tercium bau harum
menerpa hidungnya yang kembang kempis mencari dari mana sumber aroma
harum itu. Semakin dekat jarak Sarwono dengan wanita yang ada di
depannya, semakin menyengat aroma harum mewangi itu menerpa
penciumannya.
Sarwono tau sekarang,
wanita di depannya itulah yang menyebarkan aroma wangi. Hal itu membuat
Sarwono semakin penasaran untuk mengenali wanita itu. Sarwono semakin
penasaran. Kurang dari satu meter jarak Sarwono dengan perempuan itu,
tiba-tiba wanita itu menoleh dan tersenyum manis sekali. Sarwono jadi
salah tingkah. Sebagai seorang laki-laki yang belum pernah berpacaran di
beri senyuman seorang gadis, menyebabkan hatinya melambung jauh.
Demikian
yang terjadi dengan Sarwono. Tanpa di komando, dia segera mendekati.
Sarwono akhirnya bisa berkenalan dengan wanita itu. Entah karena apa,
Sarwono tidak keberatan sewaktu diajak singgah ke rumah wanita yang baru
di kenalnya itu. Ia lupa pada prasangka yang muncul, sewaktu wanita itu
tiba-tiba nampak di depannya. Ia lupa bahwa saat itu ia ada di tepi
jalanan sepi yang jauh dari rumah penduduk. Saat itu, yang di ingat
Sarwono hanyalah bisa berkenalan dengan gadis ayu yang sangat
menyenangkan.
Setelah tiba dirumah sang gadis,
langsung saja Sarwono dipersilahkan duduk. Rumah gadis itu sangat luas,
dengan berbagai tanaman yang tumbuh di sekitar rumah. Belum sempat
Sarwono mengamati rumah gadis itu, tiba-tiba lampu dirumah gadis itu
mendadak padam. Sampailah suatu saat gadis itu beranjak dari tempat
duduknya, kemudian melangkah masuk kedalam kamar. Tidak berapa lama,
gadis itu muncul kembali bersamaan dengan tersebarnya aroma kembang
kuburan dan bau amis darah. Sarwono kaget bukan kepalang. Gadis itu
sekarang berdiri, membelakanginya. Sarwono mendekat kemudian menanyakan
“apa yang terjadi”.
“Kamu jangan
menyesal bertanya seperti itu”, suara gadis itu terdengar sangat
memelas. Tiba-tiba dia membalikan badannya, dan hampir saja Sarwono
pingsan di buatnya. Gadis ayu yang baru dikenalnya itu, telah berubah
menjadi sosok wanita yang sangat mengerikan. Kepalanya penuh luka. dan
dari luka-lukanya itu, tampak darah segar menetes, Sarwono tetap berdiri
sambil kaku di antara sisa keberaniannya.
“Dari
jalan lingkar di luar kota. Sebulan yang lalu, aku tertabrak sebuah
truk yang melaju kencang. Aku sakit.. Sakit.. Sakit” gadis itu
berteriak. Diakhir teriakannya, sayup-sayup terdengar suara tangis yang
sangat menyayat hati. Bersamaan dengan itu, suasana berubah menjadi
gelap pekat. Aroma kembang kuburan semakin kuat menyengat hidung
Sarwono. Untunglah Sarwono bukan tipe laki-laki penakut yang mudah
jantungan. Hatinya cukup tabah. Karena pada dasarnya Sarwono seorang
guru ngaji, peristiwa yang menakutkan itu tidak menbuatnya kehilangan
akal sehat.
Komentar
Posting Komentar