Pocong Penunggu Kost
Pocong Penunggu Kost
Pengalaman ini terjadi pada saat aku
menginap di kost an temanku disekitar jalan cugak kawung. Sebuah jalan
yang terletak disekitaran jalan cikutra, kost an temanku ini terdiri
dari 2 tingkat dan kamarnya terletak dilantai 2. Malam itu memang aku
berencana tidak tidur, karena banyaknya tugas yang harus dikumpulkan
beberapa hari kedepan. Agar menyelesaikan tugasku itu makanya aku
meminjam kost an temanku yang sedang pulang ke jakarta.
Aku
tiba di kost an nya sekitar jam 6 sore dan malam itu aku mulai
mengerjakan tugasku. Sekitar jam 10 malam, perutku terasa lapar. Aku
memutuskan berhenti sejenak dan membeli nasi goreng yang berada didepan
kost an temanku itu. Setelah menyantap makan malam, aku kembali kekamar
untuk mulai lagi mengerjakan tugasku, sekitar jam 11 malam suasana kost
an ini pun mulai menyepi.
Satu
persatu pintu kamar mulai ditutup dan mereka mulai tidur, sekitar
setengah jam setelah itu aku merasa ingin buang air. Tanpa menunggu lama
aku langsung beranjak dari dudukku lalu berjalan menuju kamar mandi
yang terletak dilantai bawah. Tidak terlalu lama aku dikamar mandi,
tercium bau yang wangi. Lama kelamaan, baunya ini seperti menguat dan
tiba-tiba saja pintu kamar mandi seperti diketuk.
“Sebentar”,
kataku setengah berteriak “tok… tok… tok” karena kesal, aku langsung
berdiri dan membuka pintu sambil berteriak “apa sih ga sab…” hah! tidak
ada siapa-siapa. Setengah kesal, aku langsung berjalan kembali melalui
tangga menuju ke lantai atas. Sesampainya ditangga, aku tidak percaya
dengan apa yang kulihat didepanku… aku melihat sesosok… tubuh terlilit
kain putih, kakiku mendadak lemas.
Aku
berjalan mundur perlahan-lahan dan sosok yang ada didepanku itu
terlihat seperti po.. pocong. Tubuh besar yang didepanku saat itu
dililiti kain putih, kafan dan terikat kain putih dikepala dan dibagian
kaki. Aku yang ketakutan langsung berlari menuju pos satpam. Aku
langsung menceritakan apa yang baru saja aku alami, satpam itu tampak
keheranan, dia coba menenangkanku dan bilang kalau disini tidak pernah
ada yang mengalami hal seperti itu. Seperti apa yang baru saja aku alami
itu tadi, satpam itu bilang berniat mengantarku untuk kembali kekamar.
Selama
perjalanan kembali keatas, aku hanya diam sambil terus melihat kekiri
dan kenanan takut kalau aku melihat sosok pocong itu lagi. Pak satpam
itu terus bertanya kepadaku “dimana aku melihat pocong tadi?”. Aku hanya
menunjuk tempat tadi aku saat melihat sosok pocong tadi, dan satpam itu
merespon tapi dari nada bicaranya dia tampak tidak percaya kepadaku dan
terkesan seperti meremehkan dan ingin menyebutku penakut.
Sesampainya
dikamar andro, aku berterima kasih kepadanya dan dia pun kembali turun
ke pos. Tak lama setelah satpam itu pergi, aku langsung menyibukkan
diriku dengan tugas menggambarku ini walaupun sebenarnya malas dan masih
takut karena sosok itu masih menempel di ingatanku. Wajah pocong yang
rusak dan mengelupas seperti terbakar masih terus terpikirkan, saat aku
sudah mulai lupa dengan hal itu dan mulai konsen dengan tugasku… aku
lompat dari tempat dudukku, suara ketukan dari jendela itu terdengar
keras sekali.
loading...
Bukan
nya membuka gorden dan mencari tau siapa yang mengetuk, aku hanya
terdiam ditempat dudukku dan tidak berani mencari tau… hah! kali ini
suaranya semakin kencang, aku langsung melompat keatas tidurku dan
langsung bersembunyi dibawah selimut. Aku tidak perduli siapa yang
mengetuk disana, aku mulai ketakutan lagi. Bayangan wajah pocong itu
kembali ada di ingatanku dan hah!… tiba-tiba saja lampunya mati. Kenapa
lagi ini, tak lama kemudian aku mendengar suara pintu kamar dibuka.
Aneh, aku yakin, aku sudah mengunci pintu kamar tadi. Tapi kenapa
sekarang pintunya terbuka, aku berada tetap dibalik selimut dan aku
mulai panik dan ketakutan.
Aku ubah
posisiku menghadap ketembok, aku tidak mau melihat sosok pocong itu lagi
dan saat aku mengubah posisiku tiba-tiba aku merasakan… seperti
menendang sesuatu disebelah kiriku. “apa itu”, secepat ku tarik kembali
kakiku anehnya sekarang. Aku merasakan ada sesuatu diatas tempat tidur
ini. Tepat disebelahku, awalnya aku pikir ada benda yang ikut keatas
kasur saat aku melompat tadi. Tapi, aku juga yakin, kalau yang tadi
tersentuh olehku bukanlah benda. Aku coba beranikan diri untuk
membalikan badanku ke posisi semula tapi sekarang kurasakan ada sesuatu
yang menghimpit badanku kearah tembok.
Aku
semakin ketakutan, tapi rasa takut itu aku coba lawan dan aku semakin
penasaran. Kubuka perlahan selimut yang menutupi kepalaku dan aku
langsung membalikan badan… Ya Tuhan!!! ada sesosok tubuh terbalut kain
putih, sudah berada disebelahku. Aku tidak bisa bergerak, tubuh terbalut
kain putih itu menghimpitku ketembok. Yang bisa kugerakan hanya
kepalaku saja, perlahan tubuh itu mulai bergerak-gerak. sekarang…
sekarang… tubuh itu bergerak berputar kekanan, ke arahku… dia memutar
badannya menghadap kearahku.
Kali ini
aku bisa kembali wajah pocong itu dengan sangat jelas, wajahnya rusak,
hitam dan sangat menakutkan. Aku tidak bisa bergerak, bahkan badanku
tidak bisa kugerakan. badanku menghadap kekanan sedang leherku yang
kekiri sekarang tidak bisa kugerakan sama sekali. aku benar-benar
merasakan sakit yang amat sangat dileher, karena ketakutan aku mulai
berteriak sekencang-kencangnya tolong… tolong…!ehh… tolong… aahh.
Teriakanku
makin lama makin kencang, tiba-tiba saja lampu menyala seketika dan aku
mendengar suara satpam setengah berteriak ada apa. Seketika itu juga
aku merasakan tidak ada tubuh yang menghimpitku tadi, aku merasakan
tubuhku sekarang mulai bisa digerakan seperti sedia kala. Aku yang
ketakutan, terengah-engah menceritakan apa yang baru ku alami barusan
kepada satpam itu. Tapi kali ini satpam itu tidak sendirian, ada seorang
bapak-bapak disebelahnya yang dikenalkannya kepadaku. Sebagai salah
seorang penjaga kos ini juga. Satpam itupun menceritakan kepadanya apa
yang baru kualami barusan, bapak itu hanya terdiam. Mukanya serius
sekali menatapku yang terduduk diatas tempat tidur.
Aku
masih terus mengatur nafasku, tak lama bapak itu kemudian bicara. Dia
bilang memang dikost an ini sering terlihat sosok pocong itu. Tapi itu
sudah lama sekali. tapi dia juga bilang kalau dia tidak tau apa dan
bagaimana asal usul pocong itu. Aku yang masih ketakutan hanya duduk
terdiam, aku berpikir untuk beres-beres semua barangku dan pergi dari
kost an ini. Aku meminta pak satpam untuk menunggu sambil aku
membereskan barang-barangku dan meminta dia mangantarkanku kebawah untuk
mengambil mobil.
Setelah selesai
beres-beres aku mengikuti satpam itu turun, tapi belum sampai kami turun
pada tangga. Satpam itu terdiam, dan berhenti mendadak. “pak, kenapa
pak?, kenapa berhenti pak”, “engga de, saya barusan melihat penampakan hantu pocong yang berada ditangga seberang”.
Komentar
Posting Komentar