Mata Batin
Mata Batin
Pada umumnya, mata batin adalah sebuah
anugerah, kelebihan yang dimiliki oleh seseorang, yang dalam hal ini
mampu melihat, merasakan, dan sebagainya baik itu secara kasat mata
maupun tak kasat mata.
Kisah ini berawal dari rasa penasaran Hary yang ingin tahu tentang hal
disekelilingnya yang bersifat gaib dan ingin melihat hantu atau makhluk
halus dengan cara membuka mata batin. Kebiasaan itu dilakukan setelah
dia dekat dengan seseorang yang memiliki insting atau indra ke enam.
Rupanya Hary ingin mencoba ilmu mata batin yang dikuasai orang itu.
Awalnya,
setiap bertemu dengan orang itu, sebut saja bernama Darman, sering
memaksanya agar menceritakan apa yang dia lihat dimana pun berada. Hary
sangat antusias mendengar cerita lelaki itu tentang dunia lain. Sebab
pada dasarnya dia sendiri ingin punya ilmu yang bisa menembus alam
lelembut dan melihat hantu dengan mudah menggunakan mata batin. Hanya
saja Darman tak pernah bercerita secara keseluruhan karena diakhir
cerita ia selalu berkata “Nanti kamu di rumah pokoknya banyak sholat
saja,” katanya.
Setiap mendapat
pengarahan begitu Hary terus mengejar, ingin segera diberi tahu tentang
amalan yang harus dilalui untuk menembus alam gaib. Sekitar 2 sampai 5
hari setelah Darman memberitahu agar Hary rajin menjalankan shalat,
termasuk shalat sunah dan tahajud. Tapi tidak pernah mengalami kejadian
apa-apa. Baru menginjak 6 hari kemudian hal aneh mulai muncul di
rumahnya.
Waktu itu jam menunjuk
sekitar pukul 22.00 malam. Malam itu Hary kebetulan begadang karena
banyak pekerjaan rumah yang belum dikerjakan lalu tiba-tiba terdengar
bunyi kamar mandi di buka. Hary terdiam sejenak kemudian terdengar lagi
kali ini mungkin ditutup. Tahu ada sesuatu yang ganjil, ia tak berani
keluar. Selang tak lama kemudian terdengar bunyi “*sreek, sreek” dan
buku jatuh di depan pintu kamar.
Lalu siapa yang malam-malam menjatuhkan
buku? Rasanya di rumah itu hanya ada dia dan kedua orang tuanya. Itu pun
berada di kamar bawah, sedang kamar Hary berada di atas. Rasanya aneh
kalau malam hari orang tuanya naik ke lantai 2, itu pun tanpa ada suara
bicara. Hary penasaran. Ia menelan ludah berkali-kali. Sialnya lagi saat
ketakutan seperti itu dia ingin kencing. Tapi karena takut akhirnya
tetap ditahan sampai pagi.
Keesokan
harinya, pengalaman malam itu diceritakan pada Darman. Ternyata teman
barunya itu hanya tersenyum sambil berkata, “tidak apa-apa, kamu
beruntung cuma didatangi itu, padahal banyak hantu seram yang
kuceritakan”. Tapi hal itu tak membuatnya kapok. Dia kali ini memaksa
Darman memberitahu hantu penunggu setiap kelas di sekolahnya. Padahal
menurut Darman hantu disekolahnya itu sangat banyak jumlahnya, dan
rata-rata punya penampakkan yang seram. “Kalau kamu kuat tidak apa-apa,
asalkan jangan salahkan saya kalau ada apa-apa” ujar Darman.
Lama
sekali Hary terdiam mencoba mencari pertimbangan. “Ya sudah, saya siap
menghadapi apa yang akan aku lihat. Tapi hantunya jangan banyak-banyak”
ujarnya sambil tertawa. Lalu Darman memberitahu bahwa di kelas yang
sekarang ditempati Hary dan kawan-kawannya ada penunggunya. Yakni guru
lama yang telah tiada. Guru itu senang sekali mengajar di sekolahnya.
Mendengar cerita Hary malah merasa tertantang, dia ingin mengetahui
bagaimana wujud gurunya yang telah lama meninggal itu.
Darman
hanya menyarankan agar sebelum tidur dia melakukan sholat seperti
biasa, dan dilanjutkan dengan membaca Surat Yasin agar dapat dengan
cepat melihat sosok hantu guru tersebut dengan mata batin. Anehnya,
setelah anjuran itu dijalankan, Hary mengalami kejadian yang
menyeramkan. Dia melihat guru kelasnya datang mendekatinya. Wajahnya
terlihat seram, di bawah matanya hitam. Mukanya biru dan pucat. Kedua
matanya seperti tidak bergerak-gerak, melotot terus seperti mengeluarkan
sinar merah. Sekujur tubuhnya hitam dengan kain kafan yang masih
melekat sebagian.
Hary benar-benar
sangat ketakutan. Apalagi ketika didatangi gurunya itu dia berada di
sebuah ruangan yang tertutup dan gelap. Di situ tidak ada seorangpun
yang menyertainya. Sementara hantu gurunya semakin mendekat. Semakin
dekat, wajahnya terlihat semakin menakutkan. Apalagi jari tangannya yang
panjang-panjang seperti hendak mencengkeramnya. Wajah itu menyeringai,
tanpa lepas sedetikpun mengawasi Hary. Hingga jarak tinggal beberapa
centi meter, Hary yang ketakutan bukan kepalang langsung teriak
histeris.
Teriakan nya sangat keras.
Tapi hantu itu tidak memperdulikan. Sampai akhirnya dia terjaga. Dia
mendengar pintu kamarnya seperti ada yang menggedor-gedor. “Hary tolong
buka. Ada apa kok teriak-teriak,” ujar bapaknya dari depan kamar. Tahu
kalau itu suara bapaknya, Hary langsung lega. Dia langsung menyahut.
“Tidak ada apa-apa Pak, cuma mimpi saja,” ujarnya.
Setelah mengalami kejadian itu Hary tidak ingin lagi mencoba ilmu indra ke-6
orang yang dikenalnya itu. Diam-diam dalam batinnya dia juga tidak
ingin menemui orang itu lagi. Entah karena malu, atau apa, yang pasti
dia jera tidak ingin coba-coba melihat alam gaib dengan mata batin.
Komentar
Posting Komentar