Jalan di Pegunungan
Jalan di Pegunungan
Suatu malam aku berkendara sendirian di
malam hari melewati sebuah jalan di pegunungan. Cahaya mulai meredup dan
hujan mulai turun. Aku sudah berkendara selama beberapa jam dan mataku
sudah sangat lelah. Sangat sulit untuk tetap terjaga. Saat aku berbelok
di tikungan, aku melihat ada seseorang yang meminta tumpangan di pinggir
jalan. Kemudian aku berhenti dan memberinya tumpangan. Begitu dia masuk
ke mobil, dia berterima kasih karena aku sudah berhenti.
“Mobilku
mogok” Katanya, “Kukira aku akan terjebak di sana semalaman.” Kami
berkendara menuruni gunung dan suasananya mulai semakin gelap, hujannya
pun mulai turun lebih deras. “Kau tidak berasal dari sini” kata pria
itu. “Tidak” kataku, “Aku memang bukan dari sini”.Lalu pria itu berkata
“Kau tau, jalanan di sini sangat gelap”.
“Ini
adalah jalanan yang berbahaya, selama beberapa tahun, terjadi banyak
kecelakaan fatal.” Dengan keheranan aku menjawab “Sungguh?” Tanyaku
dengan terkejut, “Jalannya tidak kelihatan berbahaya” dan pria itu
melanjutkan “Itu adalah tipuan”.
“Tidak terhitung korban yang kehilangan
nyawa mereka di sini. Tidak semuanya terbunuh karena kecelakaan,
penduduk lokal bilang jalanan ini berhantu.” Kemudian, aku melihat
sesuatu di depan. Ada seorang wanita muda yang berdiri sendirian di
tengah jalan. Karena cahaya lampu mobilku, aku bisa melihat wajahnya
yang sangat cantik. Dia basah kuyup karena hujan dan gaun putih yang dia
kenakan seperti tembus pandang.
Saat
aku memelankan laju mobilku untuk melihat lebih dekat, pria yang
menumpang tadi tiba-tiba ketakutan. “Tidak, itu tipuan,” katanya.
“Wanita itu adalah umpan, coba lihat dia lewat cermin” Aku terkejut
setengah mati saat kulihat lewat cermin seorang wanita tua mencoba
membuka pintu mobilku. wajahnya terlihat membusuk dan ditutupi dengan
belatung yang menggeliat.
Kami berdua
berteriak terkejut kemudian aku menginjak gas dan mobilku pun melaju
kencang. Kami keluar dari sana bagaikan kelelawar yang keluar dari
neraka dan tidak pernah melihat ke belakang. Saat kami sampai di kota,
aku menurunkan pria itu di stasiun gas terdekat dan berterima kasih
padanya karena sudah menyelamatkan nyawaku.
Di
saat aku mulai menjauh dari pria itu, aku lupa kalau aku belum
berkenalan dengannya. Tapi saat ku lihat melalui kaca spion ku, pria
tadi sudah tidak ada. Hanya ada seorang kakek tua berdiri seorang diri
disana. Mungkin pria tadi masih ketakutan karena kejadian tadi, dan
berlari pulang ke rumahnya. Aku juga masih ketakutan. Aku tidak mau
berkendara melewati jalan pegunungan itu lagi.
Komentar
Posting Komentar